Taman Nasional Siberut (Siberut) dapat dimanfaatkan untuk kepentingan ilmiah maupun konservasi alam dan budaya. Siberut memiliki keistimewaan yang menjadikan kawasan ini sebagai kawasan konservasi:
• Terisolasinya Kepulauan Mentawai sejak pertengahan zaman Pleistocene menghasilkan keragaman flora dan fauna endemik.
• Keendemikan botani di Kepulauan Mentawai dapat dijadikan sebagai sumber daya genetik tumbuhan.
• Hutan hujan tropis di kawasan ini termasuk dalam kawasan hutan yang belum terganggu di kepulauan mentawai. Sehingga mampu memelihara keseimbangan iklim dan siklus hidrologi sehingga dapat mempertahankan pembangunan pertanian dan menyediakan dasar-dasar ekonomi berkelanjutan di luar taman nasional.
• Kawasan hutan lestari mampu mempertahankan populasi kehidupan liar, termasuk empat primata endemik mentawai (Bilou, Bokkoi, Joja, dan Simakobu)
• Kebudayaan tradisional masyarakat Siberut sebagai salah satu kebudayaan tertua di Indonesia mampu mempertahankan alam dan lingkungannya selama berabad-abad. Sehingga, kesempatan masyarakat memelihara budaya dan mendapatkan mata pencaharian tradisional terus ada.
Tercatat 846 species, 390 genus, dan 131 famili kelompok pohon, semak belukar, herba, liana, dan ephypit. Dari banyaknya keanekaragaman yang ada di Siberut, sekitar 15% tumbuhan merupakan species endemik, di antaranya adalah Mesua cathairinae (Clusiaceae), Diospyros brevicalyx (Ebenaceae), Aporusa quadrangularis (Euphorbiaceae), Baccaurea dulcis (Euphorbiaceae), Drypetes subsymmetica (Euphorbiaceae), dan Horsfieldia macrothyrsa (Myristicaceae).
Berkunjung ke Siberut, pengunjung akan disuguhi oleh kebudayaan mentawai yang masih sangat terpelihara. Bukan hanya itu, penjelajahan hutan, menyusuri sungai, berwisata ke sumber air panas, air terjun, dan mengamati satwa dan tumbuhan endemik.
Sumber http://matoa.org
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar